Minggu, 07 Juni 2020

JEJAK PEJUANG

JEJAK PEJUANG
_______

Untuk membantu para pejuang di wilayah Indonesia Timur yang sedang mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda, maka  Letnan Kolonel Abdul Qahhar Mudzakkar sebagai komandan TRIPS sekaligus merangkap sebagai komandan KGS (Kesatuan Grup Seberang), pada awal tahun 1946 mengirimkan ekspedisi tenaga pejuang dari Jawa ke Sulawesi dan juga daerah-daerah Indonesia Timur lainnya. Sehingga di Sulawesi pada tahun 1947, sudah terorganisir empat satuan batalyon pejuang, yaitu:

1. Batalyon Batu Putih yang dipimpin oleh Kaso Abdul Gani, dengan daerah operasinya  Luwu, Tator, Wajo, Sulawesi Tenggara dan sebagian Sulawesi Tengah.

2. Batalyon Pacceke, komandannya adalah Andi Selle, daerah operasinya adalah Pinrang, Sidenreng, Pare-Pare, Barru dan daerah Mandar.

3. Batalyon Massendrengpulu dengan komandannya Andi Sose, daerah operasinya adalah Enrekang dan sebagian Makale Selatan.

4. Batalyon Polongbangkeng dengan komandannya Arief Rate, daerah operasinya adalah Maros, Banteng, Makassar dan sekitarnya.

Dan juga beberapa satuan lain seperti Bahar Mattalioe di Soppeng, Muhammad Ali AT di daerah Sinjai dan Bulukumba, Amin Lorekeng di Gorontalo dan Poso, Andi Pattawari di Bone dan lainnnya. Mereka semua adalah pimpinan laskar pejuang melawan Belanda yang telah diorganisir dan yang bergabung dalam pimpinan Abdul Qahhar Mudzakkar.





___

KISAH PARA WALI

Kisah Para Wali

Sunan Gresik

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim. Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-11 dari Husain bin Ali. Ia disebut juga Sunan Gresik, Syekh Maghribi, atau terkadang Makhdum Ibrahim As-Samarqandy. Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-Samarqandy. Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.

Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

Asal keturunan

Tidak terdapat bukti sejarah yang meyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim, meskipun pada umumnya disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli. Sebutan Syekh Maghribi yang diberikan masyarakat kepadanya, kemungkinan menisbatkan asal keturunannya dari Maghrib, atau Maroko di Afrika Utara.






Babad Tanah Jawi versi J.J. Meinsma menyebutnya dengan nama Makhdum Ibrahim as-Samarqandy, yang mengikuti pengucapan lidah Jawa menjadi Syekh Ibrahim Asmarakandi. Ia memperkirakan bahwa Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Dalam keterangannya pada buku The History of Java mengenai asal mula dan perkembangan kota Gresik, Raffles menyatakan bahwa menurut penuturan para penulis lokal, “Mulana Ibrahim, seorang Pandita terkenal berasal dari Arabia, keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu Raja Chermen (sebuah negara Sabrang), telah menetap bersama para Mahomedans lainnya di Desa Leran di Jang’gala“. Namun demikian, kemungkinan pendapat yang terkuat adalah berdasarkan pembacaan J.P. Moquette atas baris kelima tulisan pada prasasti makamnya di desa Gapura Wetan, Gresik; yang mengindikasikan bahwa ia berasal dari Kashan, suatu tempat di Iran sekarang. Terdapat beberapa versi mengenai silsilah Maulana Malik Ibrahim. Ia pada umumnya dianggap merupakan keturunan Rasulullah SAW; melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim.

Penyebaran agama

Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior diantara para Walisongo lainnya.[9] Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar. Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Sebagaimana yang dilakukan para wali awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar. Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal. Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat.

Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasi makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.

Legenda rakyat

Menurut legenda rakyat, dikatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia. Maulana Malik Ibrahim Ibrahim dan Maulana Ishaq disebutkan sebagai anak dari Maulana Jumadil Kubro, atau Syekh Jumadil Qubro. Maulana Ishaq disebutkan menjadi ulama terkenal di Samudera Pasai, sekaligus ayah dari Raden Paku atau Sunan Giri. Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya bersama-sama datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; Syekh Jumadil Qubro tetap di pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, Vietnam Selatan; dan adiknya Maulana Ishak mengislamkan Samudera Pasai.

Maulana Malik Ibrahim disebutkan bermukim di Champa (dalam legenda disebut sebagai negeri Chermain atau Cermin) selama tiga belas tahun. Ia menikahi putri raja yang memberinya dua putra; yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri. Setelah cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, ia hijrah ke pulau Jawa dan meninggalkan keluarganya. Setelah dewasa, kedua anaknya mengikuti jejaknya menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.

Maulana Malik Ibrahim dalam cerita rakyat terkadang juga disebut dengan nama Kakek Bantal. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah, dan berhasil dalam misinya mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selain itu, ia juga sering mengobati masyarakat sekitar tanpa biaya. Sebagai tabib, diceritakan bahwa ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.

Wafat

Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur. Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut: Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan Wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 822 Hijriah. Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim.

Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi.

Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw.

Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.

Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. 

Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.

Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur

Maulana Malik Ibrahim yang makamnya terdapat di Gresik, selain disebut sebagai Sunan Gresik, juga sering disebut-sebut sebagai walisanga yang pertama, yang tampaknya hanyalah didasarkan kepada tahun kewafatan yang tertulis pada nisannya, yakni 822 Hijriah, yang berarti 1419 Masehi. Dibandingkan dengan Sunan Ngampel Denta yang dianggap sebagai perintis dan pelopor, dan tahun kewafatannya diduga sekitar tahun 1467, kiranya data semacam ini mengundang sebutan bahwa Malik Ibrahim adalah wali yang pertama di antara para walisanga. Meski hanya dugaan, legenda akan tetap beredar demi pengukuhan. Di antara banyak legenda, kita periksa saja yang ditemukan oleh Husein Djajadiningrat dalam disertasinya Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten (1913).

Sebetulnya yang diteliti oleh Djajadiningrat adalah tentang sifat-sifat penulisan sejarah Jawa, dengan Sajarah Banten sebagai kasusnya, tempat antara lain terdapatnya kisah-kisah walisanga, termasuk juga tentang Maulana (Djajadiningrat mengeja Molana) Malik Ibrahim yang jelas disebutnya sebagai dongeng. Disebutkan dalam Sajarah Banten bahwa Malik Ibrahim adalah penyebar Islam tertua, yang kisahnya berjalin dengan kisah "saudara sepupu"- nya, Putri Suwari yang juga disebut sebagai Putri Leran.

Konon Molana Ibrahim ulama sohor dari Arab, keturunan Zeinulabidin, cicit Nabi Muhammad, menetap dengan sesama orang beriman lainnya di Leran. Lantas datang saudara sepupu lain, raja Cermen dari tanah seberang, yang bermaksud mengislamkan Angkawijaya raja Majapahit - jika berhasil, bahkan ia berniat menghadiahkan putrinya menjadi istri raja Majapahit.

Ringkas cerita, bersualah kedua raja ini di perbatasan, raja Cermen yang diiringi 40 wali mem-persembahkan sebuah delima, diterima tidaknya menjadi ukuran apakah raja itu akan masuk Islam. Disebut betapa raja Majapahit merasa heran, mengapa seorang raja dari seberang mempersembahkan buah delima, seolah-olah buah semacam itu tak ada di Jawa.

Mengetahui yang dipikirkan raja Majapahit, raja Cermen pamit untuk kembali ke Leran, hanya Molana Magfur, putera Malik Ibrahim, tinggal di Majapahit. Ketika buah dibelah, di dalamnya terdapat permata, maka segeralah raja meminta agar Molana Magfur menyusul raja Cermen agar balik ke Majapahit. Raja Cermen ternyata menolak. Ketika sampai di Leran berjangkit penyakit yang membunuh banyak orang. Tiga dari lima orang saudara sepupu yang bersamanya datang dari seberang, Jafar, Sayid Kasim, dan Sayid Ghart tewas pula karenanya - makam mereka terkenal dengan nama kuburan panjang. Tak ketinggalan sakit pula Putri Leran, putrinya, yang berencana ia nikahkan dengan raja Majapahit. Adapun doanya kepada Tuhan adalah, mohon kesembuhan putrinya agar bisa dinikahkan, tetapi kalau raja Majapahit tak bisa masuk Islam mohon agar usia putrinya dipendekkan saja - dan itulah yang terjadi.

Ternyata Angkawijaya menyusul ke Leran, dan ketika mendengar kematian ketiga "pangeran" ia disebutkan menilai rendah kepercayaan raja Cermen, karena tidak bisa menghalangi kematian para pangeran yang masih muda. Sampai di sini Malik Ibrahim berperan lagi, dengan memberi jawaban bahwa ketidakpahaman raja yang seperti itu tentunya diakibatkan penyembahan kepada dewa-dewa, dan bukan kepada Tuhan yang hakiki. Dikisahkan betapa Angkawijaya menjadi murka dan terpaksa ditenangkan para pengikutnya. Pulanglah ia ke Majapahit dan tidak mau mengingat lagi peristiwa yang terjadi tahun 1313 (tentunya penanggalan Saka, meski hanya dalam dongeng) itu. Disebutkan bahwa Malik Ibrahim kemudian pindah dari Leran ke Gresik, setelah meninggal dimakamkan di gerbang timur kota pelabuhan itu.

Makam dan pembongkaran

Masih ada lagi legenda tentang Malik Ibrahim, tetapi mirip cerita sinetron laga, sehingga bagi pembaca Intisari yang budiman lebih berguna disajikan cerita tadi saja, karena pembongkarannya akan menjelaskan beberapa hal.

Pertama, tentang dihubung-hubungkannya Malik Ibrahim dengan Putri Leran. Cerita ini terbentuk tentu karena terdapatnya kuburan atau makam panjang di Leran, yang tanggalnya lebih tua tiga abad. Dalam penelitian J.P. Moquette, batu nisan Malik Ibrahim berasal dari Cambay di Gujarat, sedangkan Djajadiningrat menyebutkan tentang makam di Leran, bahwa "Batu-batu nisan semacam itu masih tiga abad lagi lamanya dipesan di luar Jawa, yaitu di India." Belum bisa disimpulkan apa pun dari data ini, kecuali pengenalan bahwa untuk setiap pernyataan dalam ilmu sejarah dituntut pendasaran yang kuat. Dalam hal makam panjang di Leran, bisa diikuti misalnya beberapa cuplikan dari uraian ahli epigrafi (ilmu tentang prasasti) Louis-Charles Damais dalam artikel "Epigrafi Islam di Asia Tenggara" (1968) dari buku Epigrafi dan Sejarah Nusantara (1995):

"Prasasti paling tua yang dikenal di Jawa berasal dari suatu zaman ketika kebanyakan orang-orang Muslim di pulau itu berasal dari luar; kemungkinan besar mereka adalah pedagang, entah mereka menetap atau hanya singgah, walaupun kemungkinan yang kedua itu jelas lebih besar. Yang dimaksud di sini ialah nisan seorang gadis di kuburan Leran, beberapa kilometer dari Gresik di Jawa Timur, sebelah barat laut pelabuhan besar Surabaya (ucapan Jawanya adalah Suroboyo).

"Oleh karena kami di sini tidak mungkin dapat memerinci dan membahas hasil bacaan Moquette yang telah berjasa sebagai orang pertama yang menafsirkan prasasti itu, ataupun hasil pembacaan Ravaisse yang telah mengadakan beberapa perubahan, cukuplah kami kemukakan bahwa almarhumah bernama binti Maymun, sebagaimana cukup terbukti. Tanggalnya Jumat 7 Radjab 475 tahun Hijriah, atau 2 Desember 1082 M, artinya keesokan hari padanan teoretis menurut Tabel-tabel. Tanggal ini telah menimbulkan perdebatan, oleh karena 70 dan 90 mudah dikacaukan dalam tulisan Arab yang tidak ada tanda diakritiknya dan oleh karena epitaf itu mengandung kesalahan; yang tertulis sesungguhnya ialah ....., jadi harus dibetulkan. Akan tetapi hari pekan yang tercantum itu beserta kemungkinan paleografinya menurut kami merupakan kunci masalah itu, dan padanannya dengan tarikh Julius bagi kami tidak meragukan lagi, seperti telah kami uraikan sebabnya dalam tulisan lain.

"Tidak diketahui siapa gerangan gadis itu. Menurut dongeng setempat, ia adalah seorang putri raja, yaitu Putri Dewi Suwari atau Putri Leran. Unsur ini sudah tentu tidak tepat, karena sengkalan-sengkalan (kalimat yang menunjuk tahun - Red) yang bersangkutan dengan gadis itu menunjuk angka-angka tahun yang kira-kira tiga abad lebih muda, sedangkan prasasti itu sekurang-kurangnya jelas mengenai angka abad dalam tahun Hijriah. Sebuah dongeng dalam teks yang disebut oleh Knebel pada tahun 1906 dan yang ketika itu milik juru kunci makam itu, mengemukakan umpamanya sebuah sengkalan yang diartikan sama dengan 1308 Saka = 1386 (-87) M. Sebuah sengkalan lain sama dengan 1313 Saka = 1391 (-92) M. Lagipula, seandainya binti Maymun itu seorang putri raja, derajatnya pasti tertera pada nisannya, sedangkan di sini tidak. Jadi, sudah boleh dianggap pasti bahwa pada waktu itu yang bersangkutan adalah anak orang asing yang menetap untuk sementara waktu, tetapi yang tidak kita ketahui apa-apanya." Intisari sendiri juga belum memeriksa, bagaimana diketahui bahwa yang disebut sebagai gadis itu bukannya nenek-nenek.

Kedua, dan dengan begitu, layak diperiksa pula fakta mengenai Maulana Malik Ibrahim itu sendiri, apakah sesuai dengan dongengnya, masih memanfaatkan penelitian Louis-Charles Damais yang diterbitkan dua tahun setelah pria Prancis yang menikah dengan perempuan Indonesia itu meninggal pada 1966:

"Yang dikemukakan sekarang ialah prasasti lain, dari daerah yang sama, dari masa tiga abad sesudah prasasti binti Maymun, sebab tanggalnya Senin 12 Rabi al-awwal 822 H = 10 April 1419 M (dua hari sesudah padanannya yang teoretis). Prasasti itu terdapat di sebuah kuburan di Gresik yang bernama Gapura Wetan. Menurut suatu tradisi setempat, makam itu makam salah seorang tokoh yang dianggap termasuk penyebar agama Islam yang pertama di Jawa, yang sering dinamakan Wali Sanga. Bahwasanya dia termasuk salah seorang penyebar utama agama Islam, agaknya patut diragukan, mengingat bahwa penyebaran agama itu di Jawa Timur telah berlangsung jauh lebih awal, akan tetapi sudah tentu tidaklah mustahil bahwa tokoh itu, jika memang berwibawa, telah dapat mengajak orang masuk agama Islam, sehingga hal itu masih dikenang orang. Dia juga dianggap keturunan Nabi yang datang dari Tanah Arab. Dan salah satu namanya menurut dongeng, yang malah menganggapnya sebagai seorang paman Dewi Putri Suwari, adalah Mawlana Maghribi, "Guru dari Barat". Tetapi hal itu tidak tertulis pada nisannya. Prasasti berbahasa Arab itu, yang keadaannya masih baik sekali, tidak menyebutkan asal-usulnya, tetapi kita dapat membaca namanya dengan jelas, yaitu Malik Ibrahim, sebuah nama yang juga masih bertahan dalam tradisi setempat."


Sabtu, 06 Juni 2020

SEJARAH CANDI PRAMBANAN

*Candi PRAMBANAN*

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang (bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀, translate:  Candhi Prambanan) adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun Pada abad ke-9 masehi. 

Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Hyang Whidi Brahma sebagai dewa Pencipta, Wisnu sebagai dewa Pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pelebur. 

Berdasarkan prasasti Siwagrha "nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa')", dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
.



Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.
.



Candi Prambanan ini bukan sekedar peninggalan sejarah yang berusia ratusan tahun saja. Karena fakta mengatakan jika candi ini menjadi saksi penyebaran agama Hindu sehingga menjadikan Candi Prambanan identik dengan candi Hindu. Candi ini juga menjadi sebuah candi terbesar yang diperuntukan untuk tempat penyembahan Dewa Siwa.
.
Namun faktanya masih banyak yang tidak mengetahui mengenai sejarah dari candi ini. Cerita candi Prambanan ini cukup menarik dan tergambar jelas pada relief-relief yang ada di dinding candi tersebut. Disana bercerita bagaimana kisah hidup dari Ramayana.







Cerita ini dimulai di sebelah timur kompleks candi Siwa. Nah, untuk Anda yang penasaran mengenai alur cerita dari Ramayana ini, Anda bisa memutari sesuai dengan arah jarum jam, setelah itu Anda bisa melanjutkan potongan demi potongan cerita ini dari sisi barat Candi Brahma.
.
"Banyak yang mengatakan kompleks Candi Prambanan berjumlah seribu candi sesuai legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Tapi kenyataannya hanya beberapa ratus candi saja."
.
Sumber : KITLV Leiden, Wikipedia, hipwe.

CAMO LORENG PERTAMA, BATALYON RUKMAN



CAMO LORENG PERTAMA, BATALYON RUKMAN

Dalam memoarnya M Jasin menyatakan bahwa resimen pelopor brimob merupakan pasukan pertama kali yang menggunakan loreng militer di indonesia. Namun pernyataan itu tidak lah sepenuhnya benar

Menpor resmi didirikan tahun 1959 sedangkan pengunaan loreng sebagai suatu identitas kesatuan sekaligus sebagai fungsi kamuflase dalam penugasan adalah hal lazim digunakan pada setiap kesatuan TNI maupun POLRI dan pada masa orde lama, awam mengenalnya sebagai loreng macan tutul 

Jauh sebelum ketika perang kemerdekaan satuan-satuan TNI banyak banyak memperoleh persenjataan dan perlengkapan dalam rampasan dari tentara belanda dan jepang. Sebagaimana BKR (TNI) pada awal berdiri yang banyak medapatkan senjata rampasan dari jepang





Pasukan dari batalion rukman merupakan. Pasukan TNI yang paling banyak mendapatkan sekaligus menggunakan loreng tersebut. Selain itu pasukan ini pernah di tuduh sebagai pasukan Stoot Leger Wihelmina ( Tentara Ratu Wihelmina) gegara emblem mereka yang bergambar kepala harimau bertuliskan SLW. Dan ini ditengarai oleh adu domba dari pasukan diwilayah solo menjelang peristwa madiun 1948.

Namun begitu, menjelang datangnya kembali divisi siliwangi ke wilayah mereka dengan longmarch. Pada 30 Agustus 1948, pasukan batalion rukman mendapatkan perintah sekaigus menjadi pelopor sebelum gelombang longmarch yang lebih besar 

Selain sukses menembus pertahanan belanda, pasukan ini mampu memecah belah konsentrasi pasukan belanda di wilayah tersebut. Juga berhasil memutuskan suplay logistik hingga membuat teror patroli belanda. Setidaknya diwilayah kuningan diantaranya jalur cirebon, ciamis dan tasikmalaya menjadi jalur tengkorak bagi pasukan belanda

Artikel : buku siliwangi dari masa kemasa 
Foto : Istimewa

DETIK DETIK PENANGKAPAN SOEKARNO PADA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA

DETIK DETIK PENANGKAPAN SOEKARNO PADA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA

Saat Kolonel Van Langen komandan operasi Kreei memasuki halaman Gedung Agung setalah menguasai Jogja 19 Desember 1948, ia memerintahkan ajudannya Luitenant Vosveld untuk meminta Presiden Soekarno keluar dari Gedung Agung. 

Sang letnan itu di berjalan ke teras depan Istana Presiden itu lalu tiba tiba dihadang satu anggota TNI yang berani sekali menurut Luitenant Vosveld karena semua TNI yang menjaga gedung Agung sudah menyerah.   

" Komandan saya memerintahkan tuan Soekarno untuk keluar atau kamu saya tembak! "

Laki laki yang di kira TNI oleh Luitenant Vosveld ini menjawab... 

" Saya Mangil pengawal Presiden,  Letnan bisa berbicara melalui saya"... 

Rupanya orang itu adalah Mangil Martowidjojo, polisi Macan yang dari hari pertama Proklamasi dibacakan sudah mengawal Bung Karmo. 

" Saya hanya ingin tuan Soekarno keluar atau kamu yang mati!" bentak sang Luitenant Vosveld kembali pada Mangil....

" Baik akan saya sampaikan " walau sebenarnya Mangil tak takut dengan Belanda Belanda yg sudah menguasai Gedung Agung namun ia ingat perintah bung Karno agar tak melawan...pistol nya pun ia tak sandang saat menyambut tentara Belanda di pagi minggu tanggal 19 Desember 1948 itu...

Lalu ia kedalam ruangan gedung Agung dan melapor pada Bung Karno.... 

" Pak Belanda itu meminta Bapak keluar atau saya yang di tembak? Karena mereka tak mau menjemput bapak ke dalam ".....





Lapor Manggil pada Bung Karno.... Sesaat bung Karno terkesiap....sebelum menjawab Mangil melanjutkan....

" Apa biar saja saya paksa mereka harus ke dalam menghadap bapak?..." ujar Mangil pada Bung Karno lagi......

" Oh jangan nanti kamu yang ditembak, ya sudah saya keluar" 

Akhir nya Bung Karno menyambut Luitenant Vosveld seperti dalam photo yg di buat Belanda ini. Sedang Mangil tetap mengawal Bung Karno dan mengikuti ke mana sang Presiden di tawan.

"Meneer Soekarno, we zijn politieke gevangenen en je moet het uit Jogja halen...."

Yang artinya kurang lebih... 

" Tuan Soekarno, anda tahanan politik kami dan Anda harus keluar dari Jogja"

Itu ucapan pertama Luitenant Vosveld pada bung Karno sesaat melihat Bung Karno keluar dari dalam gedung Agung 

Sekelumit kisah Agresi militer Belanda ke dua tanggal 19 Desember 1948.

Foto: Malioboro Yogyakarta  Sebelum Agresi Militer Belanda II, Desember 1948.


https://worldofsentencess.blogspot.com/




KILAS SEJARAH

"KETIKA  JENDERAL BESAR MENJADI TAWANAN"

Pada masa perjuangan muncul suasana saling mencurigai.....
Sampai2 rombongan gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman pernah ditawan oleh Batalion 102 pada 23 Desember 1948 di Bendo..... kurang lebih 24 kilometer dari Tulungagung...

Kapten Soepardjo....
ajudan merangkap sekretaris pribadi Soedirman....dibawa ke markas batalion. 
Sedangkan Soedirman tetap di dalam mobil dengan pasukan pengawal yang telah dilucuti......

Di markas batalion...
Soepardjo hanya bertemu beberapa perwira yang tak dikenali. 
Dia pun meminta bertemu dengan komandan batalion....Kapten Zainal Fanani. 

Seorang perwira menjawab sulit bagi tawanan bertemu dengan komandan....

Soepardjo digeledah dan didapati buku harian..yang isinya lengkap dengan gambar pertahanan dan catatan yang berhubungan dengan ketentaraan......
Untung ada seorang perwira yang mau memanggil komandan batalion.

Waktu sudah magrib.... 
Soedirman minta supaya diizinkan ke mesjid untuk salat. 
Permintaan itu dipenuhi dan dia dibawa ke mesjid yang letaknya tidak jauh dari markas batalion....

Harsono Tjokroaminoto......
penasihat politik Soedirman yang besarung dan kaos oblong....keluar dan duduk di teras mesjid. 

Dia bercakap2 dengan pasukan penawan....
Tak lama kemudian datanglah komandan batalion dengan mengendarai jip. 






Kepala piket melapor bahwa....pasukannya telah menawan satu rombongan dan melucuti senjatanya. 
Sementara komandan menerima laporan.....matanya tertuju kepada Harsono dan mengenalinya.

Zainal Fanani menanyakan.....??? “di manakah tawanan itu?”

“Di mesjid...!!” jawab Harsono.

Zainal Fanani kemudian masuk ke mesjid dan menghampiri tawanan itu.....
Dia terperanjat ketika melihat bahwa tawanannya adalah Jenderal Soedirman.....

“Mayor Fanani langsung sujud di depan Pak Dirman sambil menangis dan meminta maaf....atas kekeliruan pasukannya,” kata Harsono dalam otobiografinya.
'Selaku Perintis Kemerdekaan'.

Zainal Fanani kemudian memberi hormat militer......Seketika itu juga Soedirman dipindahkan ke tempat yang baik. 

Semua anggota pasukan....
termasuk para perwira merasa heran.....mengapa komandannya memberi hormat kepada tawanan yang berpakaian preman....
pakai peci yang sudah tua....mantel hijau dan tak memakai sepatu....
hanya slof saja.

Mereka pun terperanjat....setelah diberi tahu bawah tawanan itu adalah panglima besar yang sedang menyamar....

Malam itu.... 
beberapa orang dikirim ke Tulungagung supaya mengadakan hubungan telepon dengan Kediri. Beberapa jam kemudian.....dari Kediri datang mobil dengan para perwira staf Kolonel Soengkono untuk menjemput Soedirman.

Malam itu juga rombongan berangkat menuju Kediri.....








https://worldofsentencess.blogspot.com/




PATUNG BUNG KARNO BERDIRI DI ALJAZAIR

BUNG KARNO BERDIRI DI ALJAZAIR

Patung Bung Karno karya Dolorosa Sinaga ini berdiri di Aljir, Aljazair dan akan diresmikan pada 15 Juli mendatang. Bung Karno punya sumbangsih besar terhadap gerakan kemerdekaan Aljazair dari penjajahan Prancis. Pada 1956, setahun setelah KAA di Bandung, Bung Karno memberikan bantuan kepada Front Pembebasan Nasional (National Liberation Front) Aljazair dalam bentuk rumah di Jl. Serang, Menteng, Jakarta Pusat. Rumah tersebut dijadikan kantor perwakilan NLF di Jakarta, sekaligus pusat koordinasi NLF untuk menggalang dukungan politik dari negeri-negeri di Asia. Kepala perwakilan NLF saat itu dijabat oleh Lakhdar Brahimi, kelak bertahun kemudian, setelah Aljazair merdeka, dia menjadi Sekjen Liga Arab dan jabatan terakhirnya adalah penasihat Sekjen PBB Ban Ki-Moon untuk urusan Suriah. Lakhdar bertugas di Jakarta mulai 1956 sampai 1961. Pada masa itu pula NLF banyak menyalurkan bantuan bagi gerakan pembebasan di Afrika lainnya, salah satunya memberi bantuan pelatihan militer buat pejuang-pejuang anti-apartheid Afrika Selatan, seperti Nelson Mandela. Mandela pernah mengikuti pelatihan militer di Aljazair sebelum akhirnya dia ditangkap dan dipenjarakan selama 27 tahun di Pulau Roben. 




Nama Bung Karno diabadikan di beberapa tempat di negara-negara Afrika, antara lain di Kairo, Mesir dan di Rabat, Maroko untuk mengenang jasanya di dalam menyokong kemerdekaan negeri-negeri tersebut dari penjajahan bangsa Eropa. Patung karya Dolorosa ini tentu menambah lagi kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia pernah memiliki tokoh sehebat Sukarno. Buat saya pribadi, kebanggaan ini jadi dobel karena Ibu Dolorosa juga lah yang menciptakan patung Multatuli di Rangkasbitung. 

Jumat, 05 Juni 2020

CIRI-CIRI BIROKRASI DESA Bermasalah dan Cacat Hukum

CIRI-CIRI BIROKRASI DESA  Bermasalah   dan Cacat Hukum 

1. Daftar Nama  Keluarga Penerima  BLT Dana Desa  tidak dipublikasikan 
( UU No 14 Tahun 2008, Perki No 1 Tahun 2018, Permendagri No 20 Tahun 2018 )

2. Laporan Realisasi Kegiatan sama Persis dengan RAB.
( Permendagri No 46 Tahun 2016, Permendagri No 20 Tahun 2018, PMK 50 Tahun 2020 )

3. Lembaga desa diisi oleh Family kades dan Pendukung kades.
( Permendagri No 18 Tahun 2018 )

4. BPD pasif dan tak pernah melakukan evaluasi pada laporan realisasi.
( Permendagri No 110  Tahun 2016 dan 111 Tahun 2015 )

5. Kades memegang seluruh keuangan desa.Sedangkan Kaur Keuangan  hanya sebagai petugas pengambil anggaran.
( Permendagri No 20 Tahun 2018, PMK No 193 Tahun 2018,PMK No 205 Tahun 2019 )

6. Perangkat Desa  tidak melaksanakan Tupoksi sesuai dengan Jabatannya dan Jarang hadir Masuk Kantor Desa .
( Permendagri No 84 Tahun 2015, Permendagri No 20 Tahun 2018, PMK 193 Tahun 2018, PMK No 205 Tahun 2019, LKPP No 12 Tahun 2019 )

7. Banyak Jabatan ganda dalam berbagai lembaga dan kegiatan desa.
( Permendagri No18 Tahun 2018 )

8. Perangkat desa yg Jujur dan Vokal, tidak diikutsertakan dalam berbagai kegiatan.
( Permendagri No 84 Tahun 2015, Permendagri No 20 Tahun 2018, UU No 14 Tahun 2008, Perki No 1 Tahun 2018 )

9. Banyak kegiatan terlambat pelaksanaannya /molor dari Jadwal. Padahal Anggaran Sudah dicairkan seperti Tidak Menyalurkan BLT Dana Desa 
( Permendagri No 114 Tahun 2014, Permendes No 17 Tahun 2019 )

10. Musyawarah desa khusus  yg diundang hanya pendukung kades dan BPD. Masyarakat yg kritis, cerdas dan vokal tidak dilibatkan dalam setiap musyawarah.
( Permendes No 114 Tahun 2014, Permendes No 17 Tahun 2019 )

11. Tidak ada laporan realisasi pada awal tahun anggaran dalam bentuk banner yg dipasang pada tempat-tempat strategis.
( UU No 14 Tahun 2008, Perki No 1 Tahun 2018, Permendagri No 20 Tahun 2018 )

12. Bumdes tidak berkembang.
( Permendes No 4 Tahun 2015 )

13. Belanja barang/jasa dimonopoli kades.
( Permendagri No 20 Tahun 2018, PMK 193 Tahun 2018, PMK No 205 Tahun 2019, LKPP No 12 Tahun 2019 )




14. Penyuplai barang/jasa dipilih dari orang yg dekat dengan kades/pendukung kades.
( Permendagri No 20 Tahun 2018, PMK 193 Tahun 2018, PMK No 50 Tahun 2020, LKPP No 12 Tahun 2019 )

15. Tidak ada sosialisasi pada masyarakat sekitar atas Sebuah kegiatan anggaran desa  yg akan dilaksanakan.
( Permendagri No 114 Tahun 2014, Permendes No 17 Tahun 2019 )

16. Kepala Desa  marah, ,ketika masyarakat menanyakan anggaran kegiatan dan anggaran desa.
( Permendagri No 114 Tahun 2014, Permendagri No 20 Tahun 2018,  Permendes No 17 Tahun 2019, UU No 14 Tahun 2008, PMK No 193 Tahun 2018, PMK 205 Tahun 2019, LKPP No 12 Tahun 2019.

17. Kepala Desa tidak Melakukan Program Kerja dalam Pemerintahan  untuk Perangkat Desa sebagai pembantunya ( UU Desa no 6 Tahun 2014 )

Supaya tidak dikatakan Asumsi saya semata tanpa Dasar.

https://worldofsentencess.blogspot.com/


Kamis, 04 Juni 2020

KASONO

Didinya aya Tanjakan pegat duriat
 Aya Pudunan gering nangtung
 Aya Karikil kamelang pabalatak
Kokocoran KASONO ting golontor
Wahangan kahariwang pasti kasorang
Endah na tungtung gunung nu ngalanglayung
Hiliwir na angin kasedih gugupayna pucuk enteh, duuuuh iraha  atuh nyorang lebah dinya bari imut??  Teu samutut kawas tutut gr" jalan butut meni
dalitdut hitut
bakating ajrug ajrugan
Kawas nyorang wahangan
Aaaaahh meureun kuring keur narawang
Alam nu can kasorang

#edisigabut
#jalanviral
#virallagidanakanttpviral

https://worldofsentencess.blogspot.com/

akses internet

  Sudah punya Koneksi Internet/Wifi? Atau Mau Bukak Usaha Wifi Voucher? 📶 Melayani Jasa Seting Mikrotik 🔴Seting > 🟡Selesai > 🟢B...